Pages

 

Sabtu, 27 Oktober 2012

6 Tips Motret Landscape

0 komentar
Artikel di Outdoor photographer edisi Nov 2008 yang menarik perhatian saya. Saya tulis inti2nya saja yah, soalnya panjang dan silahkan baca sendiri biar lebih jelas berikut dengan foto2nya dia yang bagus2. Saya coba terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia biar bisa dinikmati bersama, saya tambahin sama celotehan saya

  • Keluarlah lebih sering
Keajaiban berlangsung setiap saat di alam ini. Kalo kamu baca tulisan saya ini di depan monitor berarti anda terlewatkan banyak momen. Tapi jgn kawatir anda tidak akan kehabisan momen dalam hidup ini. Kuncinya motret landscape adalah anda berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Lebih sering anda ke tempat yang anda sukai maka kemungkinan besar anda akan mendapatkan momen tersebut. Alam punya schedulenya sendiri dan anda tidak tahu akan schedule alam, tapi planning anda sendiri tidak boleh di lupakan.
  • Serius

Hadapi object anda dengan serius, gunakan kamera anda dengan serius, mau dari view field camera atau kamera pocket.Percaya pada kemampuan anda dan percaya kalau kamera yang anda bawa pada saat itu dapat menghasilkan foto yang baik. Ini sangat mempengaruhi ketika anda akan motret atau tidak object menarik yang ada depan mata anda.


ketika anda mendapat kan object yang menarik anda harus berfikir, bagusnya di foto dari sudut yang mana yah, apakah komposisi ini baik atau ada yang lebih baik, eksplorasi di utamakan. dan pertanyaan itu tidak tergantung dengan tipe/model/merek alat yang anda akan pakai untuk motret.

Berusahlah untuk motret dengan pemikiran maksimum, jangan asal motret. Foto yang baik adalah foto yang baik. Pemirsa foto nggak peduli apakah fotonya jelek atau hampir bagus. Yang ada hanya foto bagus dan foto jelek
  • Research object anda

Motret landscape sangat bergantung terhadap keadaan alam. berbagai pertanyaan harus anda tanyakan , 
  • apakah musimnya tepat?
  • apakah waktunya pas pada hari tu (pagi/siang/sore/malem)?
  • apakah matahari/bulan terbit/terbenam pada tempat yang pas(kalo disini tiap musim matahari/bulan pindah2)?
  • apakah tempatnya aman?
  • apakah mudah cari air?
  • apakah hewan2 yang ada?
  • suhunya berapa?
  • bawa baju apaan?
  • alat apa yang dibawa?
  • apakah siap batin kita?
  • dan masih banyak lagi pertanyaan yang nggak ada hubungannya sama fotografy sama sekali
  • Alat yang baik hanya bisa membawa anda dengan batasan tertentu

Alat2 anda salah satu kunci sukses dalam fotografi, dia memberikan kelebihan natural untuk anda. Tapi sampai disitu saja tidak lebih dari itu. Yang penting adalah pemikiran , keindahan apakah yang bisa anda bikinkan dengan alat yang anda punyai saat itu. Gear yang baik dapat memberikan anda warna/ketajaman yang baik. tapi Gear tidak akan memberikan anda komposisi yang baik, tidak akan memberikan gambar yang baik secara artistik, gear tidak akan merubah cahaya alam jadi lebih bagus. Gear yang paling baik ada gear yang membuat anda tidak kawatir akan kekurangan gear tersebut. karena dengan demikian anda akan lebih konsentrasi untuk membuat creative image yang baik, tidak memikirkan yang lain2

saya suka analogi dia tentang fine image dan fine meal; Alat makan yang indah dan baik tidak akan merubah rasa dari makanan, begitu juga dalam fotografi.

saran dia: bawalah peralatan yang cukup, kamera yang baik dan memadai untuk hasil akhir anda. kalo mau untuk di liat di monitor saja pake 6MP kamera cukup. kalo mau di print segede pintu, pake View 4x5 atau medium format tentunya. (dia ngomongin kualitas gallery bukan poster atau baliho). bawa support(tripod/monopod/quadpod) yang baik dan kuat untuk menopang gear anda.
  • Jangan maksa

Kalao anda pernah ketempat2 yang indah dan anda nggak motret jangan lah frustasi. Syukurilah, masih untung anda bisa ke tempat itu dan anda sempat melihatnya. makin keras anda mencoba anda makin tertekan dan bisa gagal untuk mendapatkan suasana yang anda mau. biarlah alam yang berbisara tentang kecantikannya, anda tinggal ambil gambar saja dan menikmati keindahan tersebut. kalau anda tidak enjoy, maka hasil foto anda juga akan tidak dapat dinikmati. teknik fotografi hanya bisa membawa sebuah foto ke tingkatan bagus secara teknik, tapi foto yang luar biasa ada bumbu emosi/perasaan dari yang membuat.

kalau anda tidak dapat menikmati suasana alam, maka kemungkinan besar anda sendiri tidak akan dapat mengabadikannya ke lapisan datar di kamera anda dengan sukses.

Jadi ingat lah kalau hunting landscape, sebaiknya tujuan kita untuk menikmati alam, bukan untuk jepret ajah, menengelamkan diri anda kedalam keindahan alam tersebut, otomatis anda akan mendapatkan keindahan alam yang akan anda foto.
  • Foto anda tidak berakhir dengan click saja

Point yang terakhir ini saya sangat suka, karena benar2 mengena buat saya . Anda belanja barang yang mahal untuk fotografi, anda bayar mahal untuk trip anda ke suatu tempat, anda merencanakan, memikirkan dengan lama untuk mengambil Keindahan yang tak ternilai harganya. Dan kemudian anda mendapatkan momen tersebut KLIK!, nah sekarang bagaimana seterusnya, apakah sudah puas? kalau anda sudah puas maka perjalanan foto anda, hanya setengah jalan. Foto2 anda butuh post processing (basah/kering), terserah sesuka anda. Beberapa master foto berpendapat kalau yang terpenting dari pengambilan sebuah foto adalah presentasi, hasil akhir untuk di nikmati orang lain melalui medium pilihan anda.

Still Life Photography

0 komentar

Fotografi Still life tanpa kita sadari sering lihat dalam kehidupan sehari. Foto still lifebanyak ditemui di sekeliling kehidupan kita di majalah, Koran, kalender, brosur maupunbillboard di pinggir-pinggir jalan. Foto jenis ini sering menampilkan makanan, minuman ataupun benda mati lainya yang di komposisikan sedemikian rupa sehingga tampak menarik dipandang mata. Fotografi Still life identik dengan dunia komersial dan advertesing.

Difinisi still life photography
Kata still yang artinya diam atau mati, sedangkan life berarti hidup dalam konteks memberi ”kehidupan” pada benda tersebut. Still life photography dapat diartikan memotret benda mati tampak lebih hidup dan berbicara. Foto still life bukan hanya memindahkan objek kedalam sebuah foto, tetapi lebih dapat mengandung arti dengan pencapaian hasil foto yang lebih artistik dan bermakna.

Fotografi Still life dalam konteks funsional berupa pemotretan benda untuk tujuan pembuatan katalog, brosur, company profile, flyer dan iklan. Dalam hal ini, still life berfungsi sebagai iklan atau komunikasi visual dalam konteks komersial. Semua foto yang dibuat harus komunikatif; seberapa bagus desain barangnya, bagaimana fungsi barangnya dan diperuntukkan untuk kalangan siapa barang yang ada dalam foto tersebut.

Fotografi Still life dalam konteks ekspresif, foto still life dibuat sesuai selera, konsep dan emosi fotografer yang membuat foto still life tersebut. Seorang fotografer dapat mengekspresikan diri ke dalam fotonya.

3 unsur Dalam foto still life
1.       Pencahayaan
2.       Komposisi
3.       Properti
3 unsur ini dalam foto still life saling berkaiatan karena dapat memberikan kesan dan pesan yang mengidupkan sebuah karya foto still life. Penerapan teknik pencahayan dan komposisi yang menarik menambah nilai aristik dalam foto still life. Properti yang digunakan bertujuan menghidupkan point-of-interests.

Dalam fotografi still life Konsep atau rancang bangun atau story board sangat penting. Dalam still life, kita berhadapan dengan benda mati dan bagai mana mem-visualisasikan benda mati tersebut agar tampak lebih hidup. Dengan konsep kita merancang pemotretan dengan mempertimbangkan 3 unsur; pencahayaan, komposisi dan properti agar dapat menuangkan semua rasa yang kita presentasikan kepada benda. Konsep dalam foto bertujuan untuk memberikan sebuah "pesan" yang fotografer ciptakan kepada benda mati ini. Konsep mengandung unsur pesan yang akan kita sampaikan kepada audiens (yang melihat atau mengapresiasi foto still life tersebut). Dan dalam menyampaikan pesan tersebut, kita harus bisa menyamakan persepsi, atau rasa pembaca dengan persepsi kita. Hal ini dinamakan apresiasi dalam komunikasi visual yang berbentuk sebuah foto.

Sebuah kondisi dimana foto still life yang berhasil dengan memanfaatkan benda atau suasana. Dalam pemanfaatan benda, kepekaan fotografer dituntut untuk mengenali benda dari segi pencahayaan dan lain sebagainya. Namun dalam memanfaatkan suasana, fotografer harus bisa mengenali suasana seperti apa yang bisa dimanfaatkan untuk bisa mewakili ekspresi atau perasaan yang ingin kita tuangkan dalam foto tersebut.